Dresscode

Hampir seluruh mahasiswa jurusanku tahu, aku perempuan simpel –teramat simpel- penampilannya. Keseharianku di kampus tidak pernah terlepas dari jeans yang entah kenapa seringkali melorot satu bulan terakhir, kemeja kotak-kotak yang sedang dikenal sebagai flanel, kerudung warna senada, sneakers dan gelang di pergelangan tangan kiri. Atau bila ada yang berubah, itu hanya tidak mengancingkan kemejaku. Membiarkan angin melambaikan sisi kanan dan kiri si kotak-kotak, memperlihatkan kaus yang kupakai. Kadang pula, mengenakan kemeja pendek dengan outer cardigan, jaket atau semacamnya. Standar.

Kemeja flanel dan batik, perbedaan mencolok. Aku tidak suka memakai batik (kecuali berbentuk dress untuk acara resepsi) karena menjadikanku 10 tahun lebih tua. Aku hanya mau memakainya bila ada acara formal dan menjadikannya dresscode acara.

Beberapa waktu lalu, iseng-iseng aku pergi ke mall. Cuci mata, menghabiskan weekend bodoh dengan melihat-lihat barang diskon dengan kantong tipisku, akhir bulan. Aku mengambil tiga potong kemeja, pertama bercorak batik. Mungkin dengan begini aku bisa ber-batik ke kampus, pikirku. Flanel perpaduan hitam, abu-abu dan kuning serta satu lagi flanel berwarna coklat dengan garis pink, peach, dan tosca. Semoga yang batik, aku bergumam. Kucoba ketiganya di fitting room. Baik, aku terlihat tua bahkan temanku mengomentari sambil tertawa. Flanel pertama, flat, gelap. Pilihan jatuh pada flanel coklat kaya warna, “kamu banget” ujar temanku. Standarku. Lagi-lagi kemeja, dan kotak-kotak.

Terkadang aku ingin sekali mengenakan pakaian dengan bahan chiffon atau apalah semacamnya yang bisa menjadikanku lebih perempuan, lebih girly. Bertambah satu kemejaku, kolektor terbanyak di rumah kontrakan dengan 6 orang ini.

Banyak tantangan yang membuatku iseng hari itu, beberapa teman menantangku untuk memakai rok ke kampus. Ini gila!, but it’s a challenge, aku tidak pernah suka ditantang. Aku sanggupi!. Sayangnya aku lupa rokku satu-satunya dibawa seorang teman ke luar provinsi, parah!. Tantangan tetap tantangan, aku mengenakan simple dress hari ini, dress garis-garis berwarna orange dan cream. Aku sangat perempuan hari ini!.

Masuk areal kampus, aku sudah tak nyaman. Ingin rasanya kembali ke rumah kontrakan dan mengganti kostum barang sejenak. Tidak! Ini tantangan dan aku harus menang!.

Oke, mereka tertawa!, terlebih lagi tatapan melihanku dari atas ke bawah. Shock mungkin melihat aku tampil sedemikian girlynya, namun juga terbahak saat menemukanku masih ber-sneaker. Sepertinya aku kapok.

Mungkin ada yang mau nantangin aku lagi?, aku siap. Aku suka tantangan.

Diterbitkan oleh nbulqis

come from Mars, different

Satu pendapat untuk “Dresscode

Tinggalkan komentar